Jumat, 18 November 2011

Gali Rahasia Potensi Diri


GALI RAHASIA POTENSI DIRI
(Djoko Subinarto)
Setiap orang lahir kedunia ini dengan dikarunia potensi diri dan keunikan masing-masing. Cuma, persoalannya, tidak semua orang dengan mudah mengetahui persis potensi dan keunikan yang dimilikinya.
Padahal, dengan mengetahui potensi dan keunikan diri kita, kita dapat mengembangkan sekaligus memanfaatkan potensi dan keunikan itu untuk membuat berbagai perubahan besar dalam kehidupan kita, yang bisa jadi bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi diri orang lain.

KREATIVITAS
Sekedar untuk mengetahui seberapa jauh kreativitas yang ada pada diri anda, cobalah jawab pertanyaan- pertanyaan dibawah ini :
1.      Jika anda kebetulan menjumpai setangkai bunga mawar, apa yang segera anda lakukan?
A.      Menciumnya
B.      Mengingat-ngingat lirik lagu tertentu
C.      Menulis puisi
D.     Melukis bunga tersebut
E.      Menendang bunga tersebut.

2.      Salah satu impian hidup anda?
A.      Menulis sebuah novel
B.      Menjadi seorang pelukis
C.      Berkeliling dunia
D.     Mendaki sejumlah gunung tertinggi di dunia
E.      Melakukan hal-hal yang memang wajib untuk dilakukan.

3.      Kondisi meja belajar anda yaitu:
A.      Penuh dengan aneka benda.
B.      Menyerupai kapal pecah.
C.      Agak awut-awutan.
D.     Tertata rapih.
E.      Sangat tertata rapih, semua benda berada pada tempatnya

4.      Seperti apa mimpi anda?
A.      Berwarna
B.      Hitam putih
C.      Berwarna dan hitam putih
D.     Tidak ingat
E.      Tidak pernah bermimpi

5.      Salah seorang yang anda kagumi yaitu:
A.      Einstein
B.      Walt Disney
C.      Ibu anda
D.     Jane Austin
E.      Setiap orang yang memenuhi keinginan dan kewajiban

Ø  Setelah pertanyaan-pertanyaan tadi anda jawab, silahkan anda rata-ratakan jawabab anda tersebut. Gambaran rata-rata jawaban anda adalah sebagai berikut:
A.      Sangat kreatif
B.      Kreatif
C.      Lumayan kreatif
D.     Sedikit kreatif
E.      Kurang kreatif

Tidak perlu sedih kalaupun anda sekarang ini merasa tidak/ kurang kreatif. Anda bisa meningkatkan kreativitas anda dengan terus belajar untuk menjadi kreatif.
Keputusan untuk menjadi kreatif atau tidak sepenuhnya ada pada niat dalam diri anda.


                                                                                           


Project by: Leaf  Production
Project Writer by: Djoko Subinarto









Selasa, 18 Oktober 2011

BATIK

Batik

From Wikipedia, the free encyclopedia
Jump to: navigation, search

Indonesian batik
Batik (Javanese pronunciation: [ˈbateʔ]; Indonesian: [ˈbatɪʔ]; English: /ˈbætɪk/ or /bəˈtiːk/) is a cloth that traditionally uses a manual wax-resist dyeing technique. Batik or fabrics with the traditional batik patterns are found in (particularly) Indonesia, Malaysia, Japan, China, Azerbaijan, India, Sri Lanka, Egypt, Nigeria, Senegal, and Singapore.
Javanese traditional batik, especially from Yogyakarta and Surakarta, has notable meanings rooted to the Javanese conceptualization of the universe. Traditional colours include indigo, dark brown, and white, which represent the three major Hindu Gods (Brahmā, Visnu, and Śiva). This is related to the fact that natural dyes are most commonly available in indigo and brown. Certain patterns can only be worn by nobility; traditionally, wider stripes or wavy lines of greater width indicated higher rank. Consequently, during Javanese ceremonies, one could determine the royal lineage of a person by the cloth he or she was wearing.
Other regions of Indonesia have their own unique patterns that normally take themes from everyday lives, incorporating patterns such as flowers, nature, animals, folklore or people. The colours of pesisir batik, from the coastal cities of northern Java, is especially vibrant, and it absorbs influence from the Javanese, Arab, Chinese and Dutch cultures. In the colonial times pesisir batik was a favourite of the Peranakan Chinese, Dutch and Eurasians.[citation needed]
UNESCO designated Indonesian batik as a Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity on October 2, 2009. As part of the acknowledgment, UNESCO insisted that Indonesia preserve their heritage.[1]